Senin, 16 September 2013

TABLOID NUsa EDISI 16

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 16 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 16




Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...



NUsa PEDULI 16// Bulan Ini Disalurkan ke Jenggolo


JENU- Suasana MI Matholibul Huda Jenggolo Sabtu pagi itu (24/08) begitu cerah. Para siswa nampak asik mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Di sanalah 2 bingkisan NUsa Peduli disalurkan pada Isna Aulia Azizah (8 th) dan Dwi Maulidiya April­ianti (7 th). Isna adalah siswa kelas 2, sedangkan Dwi adalah siswa kelas 1 madrasah yang baru berjalan 2 tahun itu.
Menurut penuturan Shodiqin, guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, kedua anak itu adalah anak yatim, bah­kan Dwi telah piatu. Isna, saudara kem­bar Isni Aulia Azizah, adalah putra dari Joko Santoso (alm) dan Nutuk Rahayu. Semenjak ditinggal suaminya, Nutuk menjadi tulang punggung keluarga, ter­masuk memenuhi kebutuhan sekolah Isna dan Isni. Untuk memenuhi biaya hidup, Nutuk kini berprofesi sebagai buruh nyuci, nyetrika dan pekerjaan ru­mah tangga lainnya di rumah-rumah tetangganya.
Sementara itu, Dwi adalah putri dari Khanafi (alm) dan Siti Sholihah (alm). Sebagai anak yatim piatu, Dwi kini ting­gal bersama Mbah Ruk, neneknya. Mbah Ruk hanyalah penjual jajan gorengan.
Namun, meski hdup dalam kekurangan, mereka tergolong anak yang bersemangat dan berbakat. “Isna (ujian semester kemarin, red) masuk 5 besar,” tuturnya. Dwi yang baru duduk di bang­ku kelas satu pun telah lancar menulis dan membaca.

Ditemui NUsa, Isna dan Dwi men­gaku senang sekali belajar. Setiap malam sehabis maghrib mereka belajar. Kendati tidak tinggal satu rumah, mereka sama-sama menyukai pelajaran MTK. Untuk itu, Dwi mantap bercita-cita ingin men­jadi guru MTK.(wakhid)