PARENGAN- Cita-cita yang tinggi membuat dua
murid MI Miftahussudur 2 Sumberan-Dagangan ini tetap bersemangat belajar,
meskipun hidup dalam keluarga serba terbatas. Mereka adalah Ardian Riyan Hanafi
(murid kelas 6) dan Siti Mukhlishotun Afinda (murid kelas 3). Kepada merekalah
bantuan NUsa Peduli edisi Oktober 2013 ini diberikan oleh M. Zainal Arifin,
staf PC LP Ma’arif NU Tuban.
Menurut penuturan Romadhon, guru
MTK kelas 5 dan 6, Ardian adalah anak dari Marsimin (alm) dan Sri Mukti. Ditinggal
bapaknya meninggal, Ardian juga ditinggal oleh ibunya yang bekerja di luar
kota. Akhirnya, ia kini tinggal bersama kakek dan neneknya. Kakek dan nenek
yang diikutinya hanyalah seorang buruh tani, sehingga mau tidak mau, dia harus
menerima kehidupan yang serba terbatas. Tidak jarang, Ardian ikut membantu ke
kebun ketika waktunya tanam dan memupuk tanaman yang ditanam oleh neneknya.
Bahkan kata Romadhon, terkadang Ardian ijin tidak masuk sekolah karena ikut membantu
ke kebun. Dia juga terbiasa membantu kakek-neneknya untuk mengambil air guna
keperluan sehari-hari.
Sama-sama hidup dalam keterbatasan dan kehilangan
salah seorang dari orang tuanya, Siti Mukhlishotun Afinda kini tinggal bersama
kakek dan neneknya. Arifin yang menjadi bapak kandungnya kini tinggal bersama
adiknya di lain rumah. Ibunya, Sri Indah, meninggal ketika melahirkannya.
Baik Ardian maupun Siti memang sama-sama hidup dalam keterbatasan,
namun keterbatasan itu tidak menyiutkan nyalinya untuk bercita-cita tinggi.
Sebagai anak yang sangat mencintai ilmu Fiqih, Al-Qur’an-Hadits dan SKI, Ardian
menancapkan cita-cita ingin menjadi guru agama. Sedang Siti yang mengaku
menggemari Matematika, mantap bercita-cita menjadi seorang dokter. Ketika
ditanya prestasi, Siti mengaku pernah mendapat rangking III. (wakhid)
0 komentar:
Posting Komentar