PENULIS: Suwandi (Tulisan Oktober 2012)
Mungkin sebagian orang Tuban, belum
begitu familier dengan Mbah Guru alias Mbah Husein. Namun, beliau diyakini
sebagai salah satu wali Allah yang menyebarkan ajaran agama Islam di Tuban dan
Rembang. Makam Mbah Guru berada di Desa Sukolilo, Bancar. Nama asli sosok yang
sangat berjasa dalam menyiarkan agama Islam ini adalah Syaid Husein Bin Ja’far
al Wahad.
“Mbah Guru merupakan sosok yang disegani oleh
warga di kala itu, karena dengan sifatnya yang baik pada masyarakat,”kata
Syaifudin, cucu keponakan dari Mbah Siti Aminah istri Mbah Guru.
Menurut cerita Syaifudin, Mbah Guru
sebenarnya merupakan syaid atau habaib (masih keturunan Nabi Muhammad SAW).
Tetapi, Mbah Guru sendiri tidak mau kalau dipanggil ‘’Syaid’’, ‘’Yek’’ maupun
‘’Habaib’’. Mbah Guru lebih suka kalau dipanggil
Mbah Guru saja. “Sosok Mbah Guru merupakan sebagai panutan orang banyak
di kala itu,”tandas Syaifudin
Diceritakan,
semasa menyiarkan agama Islam, Mbah Guru selalu berpindah-pindah tempat. Tujuannya
adalah untuk mencari tempat yang tenang untuk mengajarkan agama Islam. Selain
itu juga mengajak masyarakat Islam untuk senang bekerja dan menciptakan
lapangan kerja. Mbah guru sendiri merupakan keturunan dari Yaman, beliau adalah
seorang saudagar yang selalu berpindah-pindah tempat.
Tempat yang
pernah disinggahi yaitu Tuban, Lasem, Rembang dan akhirnya Mbah Guru menetap di
Bancar. Di sini, Mbah Guru menikah dengan Mbah Putri Siti Aminah, putri dari Mbah
Ibrohim, salah satu kiai atau sesepuh yang ada di daerah Bancar. Namun ada
versi lain kalau Mbah Guru-lah yang babat tanah Bancar sebelum zaman
penjajahan. ’’Soal tahun kewafatannya, belum ada yang tahu kejelasannya,”tandas
Syaifudin.
Tempat
pemakaman Mbah Guru berada di pinggir perkampungan warga. Dulu sebelum dihuni
oleh warga, tempat itu merupakan makam Mbah Guru dan keluarga, hingga akhirnya
dibangun sebuah masjid besar yang berdampingan dengan makam.
Biasanya
pada Kamis malam Jumat, banyak peziarah yang datang ke makam Mbah Guru. Para
peziarah tidak hanya dari warga sekitar tetapi juga banyak yang dari luar kota,
lebih khususnya dari daerah Jawa Tengah. Secara rutin, warga sekitar mengadakan
haul Mbah Guru bertepat pada 2 malam 3 Muharrom. (wandi)
https://mbahgurusukimin.blogspot.com/
BalasHapussumbernya mantap
Kurang tepat untuk informasi "Zaman Penjajahan " harusnya lebih jelas "Zaman penjajahan Jepang" . Beliau Wafat kemungkinan sekitar tahun 1960-an
BalasHapusTepatnya haul ke-59 pd malam ini diperingati (Berdasarkan perhitungan Qomariah)