RAPAT REDAKSI NUsa

Akhmad Zaini (Pimred Tabloid NUsa) memimpin rapat redaksi di halaman kampus STITMA Tuban.

DIKLAT JURNALISTIK

Peserta diklat jurnalistik dan crew Tabloid NUsa berpose bersama usai kegiatan diklat.

SILLATURRAHMI

Ketua LP. Ma'arif NU Kab. Tuban dan Pimred Tabloid NUsa berkunjung ke Rumah Gus Rozin (Putra KH. Sahal Mahfudz).

NUsa PEDULI SPESIAL

Mustain Syukur (Ketua PCNU Kab.Tuban) dan Fathul Huda (Penasehat LP. Ma'arif NU Tuban) berpose bersama siswa yang mendapatkan santunan NUsa Peduli.

STUDY BANDING LP. MA'ARIF NU KAB. TUBAN

Akhmad Zaini, ketua LP. Ma'arif NU Kabupatn Tuban saat menerima cinderamata dari LP. Ma'arif Kab. Pasuruan.

RAPAT BERSAMA

Pengurus PCNU, Pengurus LP. Ma'arif NU, PC.Muslimat Tuban, PC.Fatayat NU Tuban saat rapat bersama membahas pendidikan di Kabupaten Tuban.

GROUP SHOLAWAT SMK YPM 12 TUBAN

Group Sholawat Al-Banjari SMK YPM 12 Tuban melantunkan tembang sholawat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

TURBA MAARIF NU TUBAN KE RENGEL

Group Sholawat Al-Banjari SMK YPM 12 Tuban melantunkan tembang sholawat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

NUsa PEDULI EDISI 23

Tiga siswa berada di naungan LP. Ma’arif menerima santunan yang diberikan langsung oleh Dirjen Pendis (kanan) dan Kapala Kemenag Tuban.

PENGURUS PC. LP MA’ARIF NU

Beberapa Pengurus PC. LP Ma’arif NU Tuban siap bekerjasama demi kemajuan pendidikan di Kabupaten Tuban.

AVANZA UNTUK OPERASIONAL MA’ARIF NU TUBAN

Zaini (Ketua PC. LP. Ma'arif) menerima hadiah mobil dari Bupati Tuban secara simbolis pada acara Rakor kepala sekolah dan pengurus yayaasan se-kabupaten Tuban.

PRESTASI FATAYAT

Fatayat NU Tuban Masuk 10 Besar Lomba Rias Provinsi.

JUARA MTK

Beberapa Crew Tabloid NUsa, mereka semua generasi dari NU berasal dari Tuban, Lamongan dan Bojonegoro.

TIM TABLOID NUsa

Beberapa Crew Tabloid NUsa, mereka semua generasi dari NU berasal dari Tuban, Lamongan dan Bojonegoro.

Kamis, 19 Desember 2013

TABLOID NUsa EDISI 19

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 19 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 19





Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...


Senin, 18 November 2013

TABLOID NUsa EDISI 18

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 18 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 18




Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...




NUsa PEDULI 18// Pimred Nusa Salurkan ke Senori



SENORI-Pada sela-sela waktu istirahat, tampak siswa-siswi MI Islamiyah Banin dan Banat Jatisari Senori, sedang bermain-main melepas keceriaan di halaman MI setempat. Pada momen itulah, disisipkan empat bingkisan NUsa Peduli bulan ini. Bingkisan tersebut disalurkan kepada Muhammad Nurul Huda kelas 1 dan Ainun Nadjib kelas 5, masing-masing berasal dari MI Islamiyah Banin. Sedangkan dua bingkisan yang lain disalurkan kepada Pia Agustin kelas 1 dan Sailana Nadhifa Al-Fayed kelas 4, masing-masing berasal dari MI Islamiyah Banat.
Beda dengan penyaluran sebelumnya, untuk penyaluran bantuan kali ini, dilakukan langsung oleh Pemimpin Redaksi NUsa Akhmad Zaini. Usai menyerahkan, Zaini mengatakan, meski jumlah bantunannya kecil (Rp 400 Ribu untuk 4 anak) namun diharapkan bisa meningkatkan semangat belajar para sisswa.
Nur Kholis, selaku Kepala MI Islamiyah Banin, Jatisari Senori, menuturkan bahwa keempat siswa-siswi tersebut benar-benar dari keluarga kurang mampu. Salah satu dari mereka, yaitu Muhammad Nurul Huda merupakan anak yatim piatu. Keseharian siswa tersebut diasuh oleh Pak Denya.

 “Adanya program NUsa Peduli ini, sangat bermanfaat sekaligus merupakan motivasi bagi kami,” tutur Nur Kholis. Selain itu, dia mengatakan, NUsa Peduli yang disalurkan kepada siswa-siswinya sangat membantu untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi baik akademik maupun non-akademik. (antok)

Kamis, 17 Oktober 2013

TABLOID NUsa EDISI 17

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 17 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 17




Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...


NUsa PEDULI 17// Kali Ini Disalurkan ke Parengan



PARENGAN- Cita-cita yang tinggi membuat dua murid MI Miftahussudur 2 Sumberan-Dagangan ini tetap berse­mangat belajar, meskipun hidup dalam keluarga serba terbatas. Mereka adalah Ardian Riyan Hanafi (murid kelas 6) dan Siti Mukhlishotun Afinda (murid kelas 3). Kepada merekalah bantuan NUsa Peduli edisi Oktober 2013 ini di­berikan oleh M. Zainal Arifin, staf PC LP Ma’arif NU Tuban.
Menurut penuturan Romadhon, guru MTK kelas 5 dan 6, Ardian adalah anak dari Marsimin (alm) dan Sri Mukti. Ditinggal bapaknya meninggal, Ardian juga ditinggal oleh ibunya yang bekerja di luar kota. Akhirnya, ia kini tinggal bersama kakek dan neneknya. Kakek dan nenek yang diikutinya hanyalah seorang buruh tani, sehingga mau tidak mau, dia harus menerima kehidupan yang serba terbatas. Tidak jarang, Ardi­an ikut membantu ke kebun ketika wak­tunya tanam dan memupuk tanaman yang ditanam oleh neneknya. Bahkan kata Romadhon, terkadang Ardian ijin tidak masuk sekolah karena ikut mem­bantu ke kebun. Dia juga terbiasa mem­bantu kakek-neneknya untuk mengambil air guna keperluan sehari-hari.
Sama-sama hidup dalam keterbatasan dan kehilangan salah seorang dari orang tuanya, Siti Mukhlishotun Afinda kini tinggal bersama kakek dan neneknya. Arifin yang menjadi bapak kandungnya kini tinggal bersama adiknya di lain ru­mah. Ibunya, Sri Indah, meninggal ketika melahirkannya.

Baik Ardian maupun Siti memang sama-sama hidup dalam keterbatasan, namun keterbatasan itu tidak menyiut­kan nyalinya untuk bercita-cita tinggi. Sebagai anak yang sangat mencintai ilmu Fiqih, Al-Qur’an-Hadits dan SKI, Ard­ian menancapkan cita-cita ingin menjadi guru agama. Sedang Siti yang mengaku menggemari Matematika, mantap ber­cita-cita menjadi seorang dokter. Ketika ditanya prestasi, Siti mengaku pernah mendapat rangking III. (wakhid)

Senin, 16 September 2013

TABLOID NUsa EDISI 16

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 16 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 16




Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...



NUsa PEDULI 16// Bulan Ini Disalurkan ke Jenggolo


JENU- Suasana MI Matholibul Huda Jenggolo Sabtu pagi itu (24/08) begitu cerah. Para siswa nampak asik mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Di sanalah 2 bingkisan NUsa Peduli disalurkan pada Isna Aulia Azizah (8 th) dan Dwi Maulidiya April­ianti (7 th). Isna adalah siswa kelas 2, sedangkan Dwi adalah siswa kelas 1 madrasah yang baru berjalan 2 tahun itu.
Menurut penuturan Shodiqin, guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, kedua anak itu adalah anak yatim, bah­kan Dwi telah piatu. Isna, saudara kem­bar Isni Aulia Azizah, adalah putra dari Joko Santoso (alm) dan Nutuk Rahayu. Semenjak ditinggal suaminya, Nutuk menjadi tulang punggung keluarga, ter­masuk memenuhi kebutuhan sekolah Isna dan Isni. Untuk memenuhi biaya hidup, Nutuk kini berprofesi sebagai buruh nyuci, nyetrika dan pekerjaan ru­mah tangga lainnya di rumah-rumah tetangganya.
Sementara itu, Dwi adalah putri dari Khanafi (alm) dan Siti Sholihah (alm). Sebagai anak yatim piatu, Dwi kini ting­gal bersama Mbah Ruk, neneknya. Mbah Ruk hanyalah penjual jajan gorengan.
Namun, meski hdup dalam kekurangan, mereka tergolong anak yang bersemangat dan berbakat. “Isna (ujian semester kemarin, red) masuk 5 besar,” tuturnya. Dwi yang baru duduk di bang­ku kelas satu pun telah lancar menulis dan membaca.

Ditemui NUsa, Isna dan Dwi men­gaku senang sekali belajar. Setiap malam sehabis maghrib mereka belajar. Kendati tidak tinggal satu rumah, mereka sama-sama menyukai pelajaran MTK. Untuk itu, Dwi mantap bercita-cita ingin men­jadi guru MTK.(wakhid)

Kamis, 15 Agustus 2013

TABLOID NUsa EDISI 15

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 15 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 15




Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...


NUsa PEDULI 15// Berbagi ke MI Roudlotut Tholabah Bulu


BANCAR-Santunan NUsa peduli pada edisi ke-15 ini diberikan kepada dua siswa MI Roudlotut Tholabah Bulu- Bancar yang bernaung di LP Maarif NU Kabupaten Tuban. Santunan yang diberikan berupa dua bingkisan untuk M. Ibadil Muta’arifin kelas IV dan M. In’amul Ibad kelas VI. Kedua siswa tersebut berasal dari keluarga yang tidak mampu, akan tetapi mempunyai semangat belajar yang tinggi. Bahkan kedua siswa tersebut telah mendapatkan prestasi yang sangat baik di kelasnya masing-masing.
Achsanun Nasich S.Pdi sebagai kepala Madrsah mengucapkan banyak bersyukur, karena adanya kepedulian tim NUsa kepada anak didiknya. Diharapkan, ke depan NUsa bisa lebih banyak membantu anak didik yang yatim dan kurang mampu .”Mudah-mudahan bingkisan yang diberikan dari tim NUsa ini bisa menjadikan anak didik kami bisa lebih semangat belajarnya, serta bisa lebih termotivasi dalam menjalani hidup,” ungkap pria yang akrab dipanggil Achsan ini.
Di sela-sela itu, Abdul Afif, S.Pdi sebagai pengurus yayasan juga ikut mendampingi acara penyerahan santunan tersebut. Ia juga sangat sepakat dengan adanya program yang diadakan oleh tim tabloid NUsa. Karena hal itu bisa menjalin hubungan antara NUsa dengan lembaga-lembaga pendidikan yang bernaung di Ma’arif.

”Program NUsa sangat positif sekali. Saya bangga dengan program ini. Harapan ke depan NUsa bisa lebih memberikan kontribusi yang besar kepada masyarakat, khususnya pada warga nahdliyin di Tuban. Baik berupa santunan seperti ini maupun memberikan informasi-informasi yang akurat tentang perkembangan NU di Tuban, “cetusnya. (wandi)

Minggu, 14 Juli 2013

TABLOID NUsa EDISI 14

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 14 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 14




Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...


Kamis, 13 Juni 2013

TABLOID NUsa EDISI 13

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 13 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 13




Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...


Sabtu, 01 Juni 2013

Fatayat-Muslimat Parengan Gelar Pengajian Rutin


Anggota Pengurus PAC Fatayat dan Muslimat Parengan saat mendengarkan ceramah.

PARENGAN- Pengurus PAC Fatayat dan Muslimat Parengan menggelar acara bareng. Dalam satu bulan ini kedua Banom NU ini mengadakan 2 kali acara bersama. Setelah sebelumnya sukses mengadakan peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW besama, pada Selasa (21/05) lalu kedunya kembali menggelar acara rutin ‘enambelasan’ di Desa Ngawun. Acara yang selalu berpindah-pindah dari satu desa ke desa lainnya ini dihadiri sekitar 2.500 anggota Fatayat-Muslimat. MWC NU Parengan beserta Banomnya dan Muspika Kecamatan Parengan pun turut andil dalam meramaikan acara ‘enambelasan’ ini.
Ditanya tujuan mengadakan acara bersama itu, salah seorang panitia menuturkan bahwa di samping untuk mensyiarkan agama Islam pada warga Parengan, acara itu juga bertujuan agar semakin banyak warga Parengan yang mengikuti kegiatan-kegiatan ala ahlussunnah wal jama’ah sehingga paham-paham wahabi (baca: Islam aliran keras) tidak bisa masuk ke Parengan.
Untuk tujuan penangkalan faham radikal itu, panitia mendatangkan KH. Syamsul Huda dari Jatirogo-Senori. “Kalau pembicaranya berasal dari Kiai NU, maka sangat singkron dengan tujuan Kami,” Kata ketua PAC Fatayat NU Parengan yang akrab disapa Mbak Mun itu.

”Alhamdulillah warga NU Parengan telah mengikuti acara ’enambelasan’ ini dengan serentak. Meskipun yang membuat acara Fatayat dan Muslimat, kami sebagai warga NU insya Allah juga datang, karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif dan juga bisa menyambungkan tali silaturrahim antar warga NU yang ada di Kecamatan Parengan ini,” ungkap Sun’an kader PAC IPNU Parengan. (wandi)

IPNU-IPPNU Rengel Adakan Turba & Pekan Rojabiyyah

Pengurus PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Rengel

RENGEL-  PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Rengel pada akhir Mei lalu mengadakan kegiatan Turba (Turun ke Basis) ke Ranting Banjararum. Acara Turba yang telah diprogramkan PAC IPNU-IPPNU Rengel ini bertepatan dengan program Pekan Rojabiyah Ranting Banjararum.
Meskipun saat itu hujan lebat dengan gemuruh petir menggelegar mengitari tempat dilaksanakannya acara, yakni di Balai Desa Banjararum, seluruh generasi muda NU itu tetap antusias menyukseskan program bulanan PAC IPNU Rengel ini.
“Kami sempat khawatir dan pesimis saat terjadi hujan tadi. Tapi alhamdulillah Allah  SWT. berkehendak lain. Hujan mereda, sehingga kegiatan berjalan lancar,” kata Taufiqurrohman, humas PR IPNU Banjararum.

Acara Turba kali ini diisi dengan acara peringatan Isro’ Mi’roj nabi Muhammad SAW. Dalam acara itu, Ketua MWC NU Parengan KH. Ahmad Damanhuri datang langsung sebagai penceramahnya. “Puji syukur kehadiran Allah, anak-anak masih semangat mengikuti kegiatan ini. Namun, yang terpenting kita harus selalu berpegang teguh pada kekuatan kultur NU. Selalu aktif dan terus berjuanglah karena kalian adalah modal generasi NU masa depan,”  pesan Kiai Damanhuri.(edy)

Minggu, 12 Mei 2013

TABLOID NUsa EDISI 12

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 12 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 12


  

Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...


MANAJER KEUANGAN TABLOID NUsa

MANAJER KEUANGAN
Habiburrohman
       Sama dengan Mas Bro, dia juga menghabiskan hari-harinya sebagai Bendahara LP Maa’rif Tuban. Baru saja menikah, alumnus STITMA ini memiliki nama lengkap Habiburrahman. Di NUsa, Habib memegang posisi keuangan. Dialah yang mengatur sirkulasi keuangan di NUSa, terutama membuat anggaran honorarium untuk penulis di NUsa. Selain mengurusi keuangan, Habib yang belakangan mulai merintis usaha ini juga mengurusi pendistribusian NUsa Peduli ke beberapa sekolah yang mendapatkan giliran. Dia pulalah yang biasanya menyiapkan foto dan membuat laporan tentang proses penyaluran bantuan tersebut.

Kamis, 11 April 2013

TABLOID NUsa EDISI 11

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 11 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 11



  

Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...


Senin, 01 April 2013

DARI KAMI TABLOID NUsa EDISI 11//Segera Evaluasi Orientasi

JELANG SETAHUN: Beberapa Tabloid NUsa yang sudah diterbitkan sejak April 2012 lalu.

Satu langkah lagi, Tabloid NUsa akan memasuki usia satu tahun. Sungguh, sesuatu yang patut disyukuri kalau hingga edisi ke 11 ini, NUsa masih bisa bertahan hidup. Namun, rasa syukur tersebut, tentu tidak menjadikan kami tutup mata atas realitas yang ada. Di mana, hingga edisi ke 11 ini, NUsa yang gagasan awalnya adalah untuk menjadi tabloid komunitas warga NU, belum tumbuh subur dan sehat seperti yang diharapkan. Napas tabloid ini masih ngos-ngosan dan sangat rentan terserang penyakit mematikan.
Semula, dengan menetapkan diri sebagai tabloid komunitas, maka orientasi profit benar-benar dijauhkan dari benak pengelola NUsa. Yang penting bisa hidup dan bisa memberikan pengabdian yang terbaik, berupa adanya informasi yang positif dan inspiratis bagi warga komunitas, mendidik dan mencerdaskan warga komunitas. Namun, ketika perjalanan hampir satu tahun, kami dihadapkan pada realitas yang delematis. Untuk hidup ternyata butuh berbagai asupan gizi yang berbiaya tinggi. Dan itu, ternyata tidak cukup tersedia di komunitas ini.
Karena itu, mau tidak mau sekarang kami harus melakukan evaluasi orientasi. Kami harus berpikir keras agar media yang sudah terlanjur lahir ini bisa tetap hidup dan eksis di tengah-tengah masyarakat Tuban, khususnya warga NU. Dalam bahasa kerennya, kami sekarang dituntut oleh keadaan agar menerapkan menejemen profesional. Profesional di sini, tentu bukan membabi buta mengejar profit yang menjurus kapitalisasi. Namun, kami akan profesional, sebatas bisa menghidupakan dan menyehatkan. Insya Allah kami akan tetap berusaha menyeimbangkan antara pengabdian dan profesionalitas.

Ikhtiar perbaikan tersebut, insya Allah akan secara menyeluruh kami lakukan. Dari mengevaluasi sejumlah rubrik yang selama ini ada, hingga kebijakan-kebijakan mendasar yang selama ini kami gariskan. Yang jelas, semua akan kami kaji terlebih dulu. Dan pada edisi ke 12 mendatang, ketika NUsa genap satu tahun, kami harapkan ada langkah ‘’radikal’’ yang bisa kami tempuh guna menyelamatkan tabloid ini. (*)

Minggu, 10 Maret 2013

TABLOID NUsa EDISI 10

Anda bisa membaca Tabloid NUsa EDISI 10 di Layar Komputer, Laptop, HP/I-Pad Anda dengan mudah.
Syaratnya antara lain:
1. Anda harus punya akun 4shared (www.4shared.com) 
2. Silahkan anda login atau masuk jika sudah punya akun 4shared, namun jika belum punya silahkan anda buat akun.
Catatan: Apabila ada kesulitan untuk download file kami, anda bisa menghubungi admin: kangaidi HP (0856-3301-799/0857-0628-2861) Fb: kangaidi

Contoh Halaman Tabloid NUsa EDISI 10




Untuk download Tabloid NUsa Format PDF,  silahkan Anda klik ikon download di bawah ini ...


Jumat, 01 Maret 2013

DARI KAMI TABLOID NUsa EDISI 10//Mengawali Regenerasi

SERAGAM BARU: Sebagian Crew NUsa berpose baju baru.
Ini adalah sebuah kebetulan. Menjelang NUsa edisi 10 terbit, di saat proses penataan halaman (lay out) harus dimulai, Pemimpin Redaksi NUsa Akhmad Zaini, sedang dalam kondisi yang sangat sibuk. Sibuk pikiran dan tenaga. Sebab, selain ada pekerjaan menumpuk terkait dengan pengembangan usahanya, juga ada tugas dadakan  yang harus dia selesaikan.
Tentu kondisi ini kurang baik bagi NUsa. Tabloid milik L.P Ma’arif Tuban ini, bisa terbit terlambat. Tidak mau hal itu terjadi, pemimpin redaksi meminta tim NUsa yang muda-muda mengambil alih tugas. Mereka diminta melakukan proses editing naskah dan lay out. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. 
Peristiwa di atas, secara langsung telah mengantarkan proses regerasi terjadi di NUsa. Secara sekilas, itu kebetulan. Namun sebenarnya tidak. Sejak edisi ke-6 proses regenerasi telah dilakukan. Beberapa pekerjaan keredaksian –rapat redaksi, penugasan, editing naskah—yang semula ditangani langsung pemimpin redaksi, pelan-pelan telah dilimpahkan kepada dua redaktur NUsa, Syihabuddin dan Wahid Khomari. Kepada mereka telah diamatkan agar secara perlahan mengambil alih sebagian tugas keredaksian.
Beda orang beda pemikiran. Karena itu, bisa jadi pada edisi 10 ini, pembaca akan menemukan sejumlah perbedaan. Yang kita harapkan, semoga perbedaan itu tidak terkait dengan kualitas. Bahkan, harapannya kualitasnya semakin baik.
Regenerasi memang harus terjadi pada setiap organisasi. Itu sunatullah! Generasi pertama meletakkan dasar-dasar organisasi, generasi berikutnya mengembangkan dan mencari terobosan-terobosan inovatif.

Selain, proses regenerasi, pada edisi 10 ini, NUsa juga memiliki kabar menggembirakan. Seragam tim NUsa yang sudah digadang-gadang jauh hari telah selesai. Dengan seragam baru itu, diharapkan kepercayaan diri dan semangat tim NUsa bisa terbangun. Semoga!

Kartanu Senori, Optimalkan Madrasah



Proses Pemotretan Kartanu


BERITA NUsa EDISI 10//01 Maret 2013 Tulisan:Syihab

SENORI- Salah satu kecamatan di kabupaten Tuban yang terkenal sebagai kota santri adalah Senori. Potensi itu pun berhasil dimanfaatkan maksimal oleh MWC NU Senori untuk menggaet kader-kader NU masa depan agar bisa ikut ber-Kartanu. Meskipun pemotretan Kar-tanu Senori hanya berlangsung selama empat hari di pertengahan Februari lalu, MWC NU Senori berhasil mengkoordinasikan delapan lembaga pendidikan NU di sana.
Secara keseluruhan warga Nahdliyin Senori yang ikut Kartanu dan bangga mengakui dirinya sebagai orang NU mencapai 7.001 orang dari 17 Ranting NU. Jumlah ini menjadi prestasi yang bagus karena sudah melampaui target yang diinginkan oleh MWC NU. “Kami memperkirakan hanya 6.000 orang, tapi saya tidak menyangka kalau bisa melampaui seribu orang,” kata Kiai Mujami’, ketua tanfidziyah MWC NU Senori.Dari jumlah itu, semua siswa yang ada di delapan lembaga Ma’arif NU yang berada di sana sudah termas-uk di dalamnya. Hal ini memunculkan tanggapan dari 
PCNU bahwa hal itu merupakan jalan awal yang baik bagi IPNU dan IPPNU untuk meneruskan jalan melaku-kan kaderisasi. “Jika semua pelajar sudah mempunyai 
kartanu maka tinggal IPNU-IPPNU masuk dan melaku-kan kaderisasi intensif di dalamnya, sehingga kerjanya terlihat nyata,” kata Muhimmuddin, pembina PC. IPNU 
Tuban. (xhb)

Ikat Ukhuwah dengan Pengajian


MERIAH: Tim Paduan Suara Fatayat Parengan melantunkan mars.

BERITA NUsa EDISI 10//01 Maret 2013 Tulisan:Suwandi

PARENGAN- Muslimat-Fatayat Parengan telah berhasil menggelar acara rutin bulanan 16-an pada 24 Februari lalu di dusun Seluman-Karangbatu-Parengan. Acara ini dihadiri oleh Kapolsek, Muspika, MWC NU Parengan beserta banomnya dan masyarakat umum sekitar 3 ribu orang.Siti Maimunah, salah satu panitia, menuturkan kegiatan yang berisi acara tahlilan, istighosah dan pengajian tersebut bertujuan untuk mempererat ukhu-wah islamiyah khususnya pada muslimat, fatayat dan masyarakat umum. “Harapan saya dengan adanya kegiatan ini semoga masyarakat Parengan khususnya warga muslimat-fa-tayat bisa menjadi satu, rukun dan damai. Dan tetap 
bisa eksis dalam berkegiatan bareng,” ungkap Zakari-yah pengurus MWC NU arengan. (wandi)

Tenggerkulon Hauli Syeh Abdul Qodir Al-Jaelani

SANTAI: Habib Musthofa Ahmad saat memberikan ceramah.

BERITA NUsa EDISI 10//01 Maret 2013 Tulisan:Suwandi

BANCAR- Masyarakat Tenggerkulon telah ber-hasil mengadakan pengajian akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Syeh Abdul Qodir Al-Jaelani pada Kamis (21/02) yang lalu di Lapangan Tengger Kulon-Ban-car.Acara yang telah rutin dilaksanakan sejak 2002 itu dihadiri oleh Muspika Kecamatan Bancar, Ka-polsek, Kepala KUA, ketua MWC NU Bancar serta banom-banomnya dan masyarakat umum yang men-capai 5 ribu orang.Hadir sebagai penceramah dalam pengajian itu Al Habib Mustofa Bin Ahmad Alydrus dari Bangilan Tuban dan KH. Mohammad Zaenuri Ahmad dari Kudus Jawa Tengah. “Alhamdulillah kegiatan ini tidak hanya menda-pat dukungan dari pemerintahan desa Tenggerkulon,tapi juga camat Bancar sangat antusias sekali dengan adanya kegiatan ini,” kata Madi. (wandi)

Manakar Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Tuban

Fasilitas Meningkat, Palayanan Masih Kurang


Fasilitas kesehatan di Kabupaten Tuban pada 5 tahun terakhir mengalami perkembangan baik. Sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan, baik milik pemerintah maupun swasta menyebar di berbagai pelosok di wilayah Kabupaten Tuban. Namun sayang, hal itu belum dibarengi dengan kualitas pelayanan yang baik.

Kendati fasilitas kesehatan di Tuban bermunculan, tapi banyak masyarakat Tuban yang lebih memilih berobat ke rumah sakit di luar Kabupaten Tuban. Ini terjadi karena selama ini sering terjadi persoalan di ruang lingkup kesehatan. Mulai dari tingkat pelayanan tenaga medis, para medis, salah memberikan obat pada pasien dan salah diagnosa.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun di lapangan, setidaknya rumah sakit di luar Kabupaten Tuban yang sering dikunjungi dan dijadikan tempat berobat oleh masyarakat Tuban adalah Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, Rumah Sakit di Lamongan dan Bojonegoro. Ada juga yang ke Rembang. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, dr. Syaiful Hadi, saat dikonfirmasi menuturkan, pihaknya membenarkan bahwa fasilitas kesehatan yang berada di kabupaten masih minim bila dibanding dengan miliknya kabupaten tetangga. Akan tetapi perlu diketahui dalam kurun waktu 5 tahun terkhir ini Kabupaten Tuban telah mengalami peningkatan secara drastis dalam bidang kesehatan.
Dari data yang berhasil dihimpun Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, setidaknya pemerintah saat ini telah menghimbau kepada instansi terkait agar selalu memegang prinsip 5 pilar yang harus dilakukan oleh dinas kesehatan. Di antaranya, mencegah dan mengurangi angka kematian pada ibu hamil atau bersalin. Kedua, mencegah kematian pada bayi. Ketiga, menangani  serius pada gizi buruk. Keempat, penanganan penyakit menular seperti HIV, AIDS dan malaria. Kelima, kesehatan yang harus dilakukan adalah kesehatan lingkungan atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) termasuk di antaranya persediaan air bersih dan tidak berak di sembarang tempat.
“Dari 5 pilar itu, yang menjadi PR oleh kami adalah point  yang keempat dan kelima.  Sebab mulai tahun 2005 hingga 2013 yang lalu, penyakit HIV atau AIDS di Kabupaten Tuban dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Sedangkan untuk kesadaran PHBS-nya untuk masyarakat Tuban masih minim. Pada PR itulah ke depan akan terus digarap oleh pemerintah Kabupaten Tuban,” kata pria lulusan UNAIR Surabaya ini.
Dijelaskan Syaiful, dari 5 pilar tersebut yang berhasil diaplikasikan dan direalisasikan adalah mengurangi angka kematian ibu hamil atau bersalin, mengurangi kematian bayi dan menangani gizi buruk. Dari ketiga poin tersebut, menurutnya di Kabupaten Tuban sudah teratasi dengan baik. Karena dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan hingga rata-rata 2,2 persen dari tiap tahunnya. Semua 5 pilar program itu tidak terlepas dari program nasional yaitu dengan sehat dan mandiri menuju Indonesia sehat. Dari program itulah, pihaknya selalu berupaya meningkatkan kesehatan di Kabupaten Tuban.
“Meskipun begitu, masih banyak lagi yang harus dikerjakan oleh pihak kami dalam meningkatkan fasilitas kesehatan yang dimiliki rumah sakit di Tuban. Apalagi saat ini era programnya Jaminan Kesehatan NAsional (JKN). Maka di era tersebut kami akan terus berupaya mengimbanginya demi tersuksesnya program JKN itu. Dan dalam mensukseskan program tersebut kami juga selalu berkerjasama dengan pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),” imbuh Syaiful.

Kehadiran BPJS
Hadirnya BPJS ternyata belum dimengerti masyarakat dengan baik. Apalagi pada masyarakat yang berada di daerah pedalaman. Hal itu terjadi karena diindikasi kurangnya sosialisasi dari pihak terkait dalam membuat program jaminan kesehatan (JKN) yang ditangani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Di lapangan masih banyak warga pemegang jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) maupun Jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) yang berobat langsung ke RSUD dr Koesma tanpa membawa rujukan dari Puskesmas. Padahal, seharusnya sebelum  berobat ke RSUD,  calon pasien seharusnya meminta rujukan lebih dulu ke Puskesmas setempat.
Dari pantauan di rumah Sakit Dr. Koesma Tuban, hingga pada bulan Pebruari masih terdapat masyarakat yang antre di loket Askes maupun Jamkesmas di rumah sakit milik pemerintah itu. Sehingga, petugas RSUD harus bekerja ekstra mengarahkan para pasien tersebut. Bahkan, ada juga pasien yang harus kembali ke Puskesma guna mendapat rujukan dari pusekesmas setempat.
Direktur RSUD Dr. Koesma Tuban, Zainul Arifin saat dikonfirmasi menyampaikan, banyaknya masyarakat yang belum tahu BPJS, karena BPJS kurang melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik secara langsung maupun melalui Puskesmas masing-masing. Hingga pada akhirnya banyak masyarakat yang mau berobat di rumah sakit kebingungan. “Memang masih banyak masyarakat yang belum paham dengan perubahan PT Askes menjadi BPJS ini. Sosialisasinya kurang,” katanya.
Zainul menjelaskan, setelah diterapkannya BPJS ini pasien harus membawa surat rujukan dari puskesmas sebelum periksa ke RSUD. Dengan diterapkannya BPJS tidak semua penyakit harus ditangani RSUD. ‘’Sehingga, dengan adanya BPJS tersebut, penyakit yang ringan cukup ditangani Puskesmas, namun apabila setelah Puskesmas tidak sanggup baru dirujuk ke RSUD,” tambahnya.
Namun di sisi lain, PLH kantor operasional BPJS Kabupaten Tuban, Dwi Riani membantah kalau pihaknya tidak berososialisasi. Sebab pihaknya mengaku dan mengklaim sudah sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Bahkan, sosialisasi sudah dilakuakan sejak wacana perubahan nama Askes menjadi BPJS setahun lalu.  
“Kami sudah lakukan sosialisasi semaksimal mungkin, tapi apabila ada yang masih belum tahu satu dua orang itu hal yang wajar. Kami akan terus melakukan sosialisasi hingga masyarakat mengerti dan tahu apa itu program JKN dan BPJS,” katanya.
Syaiful Hadi
Sementara itu, Kepela Dinas Kesehatan, dr. Syaiful Hadi saat ditanya hadirnya BPJS pihaknya mengaku kalau pasien yang masuk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) belum bisa dilakukan secara maksimal di Kabupaten Tuban. Pasalnya, di Tuban masih terkendala dengan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan yang minim dan terbatas. Menurutnya, tenaga kesehatan di Kabupaten Tuban saat ini masih kurang. Padahal, dalam aturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk masyarakat yang akan dirawat di Rumah Sakit (RS) harus mendapatkan rujukan dari puskesmas setempat terlebih dahulu. Dan dalam aturannya terdapat 140 penyakit yang bisa ditangani di puskesmas.
Dijelaskannya, dari 140 penyakit tersebut ternyata di puskesmas masih terdapat beberapa kendala, di ataranya, minimnya perlengkapan, fasilitas dan tenaga medisnya. Saat ini tenaga medis di Kabupaten Tuban mulai dokter, perawat, bidan, dan pegawai lainnya se Kabupaten Tuban berjumlah 716 orang. Tenaga medis tersebut bertempat di empat RS dan 33 Puskesmas. Dari 33 puskesmas itu, 9 di antaranya sudah melakukan rawat inap. Namun di sisi lain, masih terdapat puskesmas yang belum  ditempati oleh dokter, di antaranya di Puskesmas Ponco dan Puskesmas Kenduruan. Padahal, menurtut aturan seharusnya setiap Puskesmas minimal harus ada satu orang dokter rawat jalan dan dua dokter rawat inap.

“Jelas kita saat ini kekurangan dokter, khususnya yang berada di puskesmas. Selain tenaga medis, sarana dan prasarana juga masih kurang. Baik sarana di rumah sakit maupun di setiap puskesmas. Sehingga minimnya tenaga medis dan fasilitas di Puskesmas tersebut, dapat dipastikan penanganan pasien tidak bisa berjalan maksimal. Sehingga, penerapan program BPJS juga tidak bisa maksimal,” kata pria yang akrab dipanggil Syaiful ini. (wandi)

Banyak Tenaga Medis tak Ramah
Meskipun kesehatan di Kabupaten Tuban pada 5 tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang bagus, namun realita di lapangan masih banyak masyarakat yang mengeluh. Keluhan tersebut di ataranya terkait pelayanan kesehatan yang kurang professional, fasilitas lab yang kurang lengkap, persedian obat yang tidak bermutu dan indikasi salah diagnosa pada pasien. Dari berbagai permasalahan tersebut, ternyata masih membuat trauma masyarakat.
Seprti halnya yang dikatakan oleh Hendy Listiyono, waga Desa Dahor, Kecamatan Grabagan. Pihaknya mengeluhkan atas pelayanan yang tidak profesional telah dilakukan oleh pihak rumah sakit berplat merah tersebut. Ia berani komentar seperti itu, pasalnya saat temannya sedang dirawat ternyata tak mendapatkan pelayanan yang sesuai standarnya. Banyak tenaga medisnya yang kurang ramah terhadap pasien.
“Contoh saja hal kecil masalah saat merawat sebuah pasien, seharusnya para medis tersebut memberikan kesan yang ramah terhadap pasien. Bisa senyum, meyapa atau yang lainnya yang terpenting pasien itu betah berada di rumah sakit. Langkah itukan termasuk salah satu proses penyembuhan,” ungkap pria yang menjabat sebagai staf PMI Kabupaten Tuban itu.
Syarofah
Hal senada disampaikan oleh Ketua PC Muslimat NU Tuban, Hj. Siti Sarofah Sumari. Pihaknya minta agar pihak rumah sakit yang ada di Tuban berhati-hati dalam menangani pasien terutama melayani pasien pada pemegang jamkesmas. Jangan sampai pasien pemegang jamkesmas ini diterlantarkan.
“Perbedaan pelayanan berdasarkan kelas antar-pasien yang bayar dengan yang menggunakan jamkesmas itu wajar. Akan tetapi jangan sampai seorang petugas kesehatan tersebut tidak profesioanl dalam melayani pasien. Seyoyanya tetap melayani secara professional. Namun failitas tempatnya yang membedakan,” ungkap Sarofah.
Ditambahkannya, ke depan rumah sakit yang berada di Tuban ini pelayanan dan kelengkapannya terus ditingkatkan. Dengan segera harus diupayakan karena untuk kepentingan masyarakat. “Menurut saya pelayanan rumah sakit yang ada di Tuban sudah lumayan, namun fasilitasnya perlu peningkatan. Tidak hanya gedungnya yang besar mas, tapi sarana untuk penunjang kesehatan juga harus dilengkapi,” imbuhnya. (wandi)

Jejak Kiai Ahmad Mutamakin Kajen, Pati di Desa Sugiharjo, Tuban

Ada Nampan Hingga Gentong di Masjid Karomah

BELUM DIPUGAR:Masjid Karomah Winong peninggalan Kiai Ahmad Mutakim.

KH Ahmad Mutamakin, Kajen Pati Jawa Tengah, diketahui memiliki hubungan kekerabatan dengan Sunan Bejagung, Semanding Tuban. Di Masjid Karomah, Winong, Sugiharto, Tuban, ada petilasan yang menunjukkan kalau Kiai Mutamakin juga pernah menyebarkan Islam di daerah ini.  

Di antara petilasan yang ada di Tuban adalah Masjid Karomah Winong. Masjid ini terletak di Dukuh Winong, Sugiharjo, Kecamatan Tuban Kota. Situs masjid yang berjarak sekitar 7 km dari pusat perkotaan kota itu, merupakan salah satu tempat semacam padepokan milik Kiai Mutamakin saat menyebarkan agama islam. Sebelum dipugar oleh warga menjadi masjid yang lumayan besar pada tahun 1977, dulu tempat itu hanyalah tempat kecil yang digunakan oleh Kiai Mutamaqin untuk berriyadhoh dan bermunajat kepada Allah SWT.
Di sekitar masjid juga terdapat satu pohon sawo kecik yang sangat besar, diperkirakan berumur ratusan tahun. Pohon itu diyakini oleh masyarakat sekitar, sudah ada sejak zamannya Kiai Mutamakin. Tidak hanya itu, sebuah gentong dan benda persegi terbuat dari kayu seperti nampan juga termasuk peninggalannya.
Konon, gentong tersebut merupakan tempat menyimpan air untuk kebutuhan Kiai Mutamakin sehari-hari. Selain gentong, juga terdapat sebuah benda seperti nampan. Benda tersebut diyakini masyarakat sebagai alat yang digunakan di saat menyuguhi para tamunya Kiai Mutamakin. Masuk lagi ke dalam masjid, di situ tersimpan kayu berbentuk lonjong agak bulat konon digunakan Kiai Mutamakin dalam menaruh peci atau baldu.
 Selain itu juga terdapat sebuah batu kecil dan tumpul yang perkiraan digunakan untuk menumbuk. Di sebelah barat masjid terdapat sebuah sungai. Menurut cerita masyarakat sekitar, sungai tersebut merupakan tempat berwudhunya Kiai Mutamakin.
Sebelum masuk kawasan masjid Karomah Winong, di situ akan melewati sebuah gapura. Di mana gapura tersebut merupakan pintu masuk ke arah kawasan tempat pasujudan Kiai Mutamakin. Menurut cerita masyarakata sekitar, dulu saat orang masuk tanpa niat yang baik dan tidak sopan, maka orang tersebut tiba-tiba tidak bisa melihat orang lain.
Ta’mir Masjid Karomah Winong, H.Warsilan saat ditemui mengatakan, Kiai Mutamakin ini merupakan asli penduduk Winong, Desa Sugiharjo. Masyarakat biasa memanggilnya dengan sebutan Mbah Mutamakin. Kata sebagian ulama yang pernah datang ke Masjid Karomah Winong, Mbah Mutamakin masih keturunan bangsawan Jawa yang masih punya garis keturunan dengan Raden Patah (Kesultanan Demak) yang berasal dari Kesultanan Trenggono.
Sultan Trenggono mengawinkan salah satu putrinya dengan Jaka Tingkir (Sultan Hadiningkrat) yang mempunyai putra bernama pangeran Sambo (Raden Sumohadinegoro) yang menurunkan putra Kiai Mutamakin. Sedangkan dari jalur ibu, Kiai Mutamakin masih keturunan dari Syaid Ali Akbar dari Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Tuban. Syaid Ali Akbar mempunyai seorang putra bernama Raden Tanu. Selanjutnya Raden Tanu mempunyai seorang putri. Putri tersebutlah yang menjadi ibunya Kiai Mutamakin.
Dijelaskannya oleh Ta’mir masjid Karomah Winong, bahwa semasa hidupnya Kiai Mutamakin sepenuhnya hanya mengabdikan diri untuk menyebarkan agama islam di daerahnya. Konon Kiai Mutamakin saat mudanya dulu pernah nyantri di di Sayyid Assyari sekarang Sunan Bejagung Lor. Hingga sampai dipinang menjadi menantunya. Selama menyebarkan agama Islam, Kiai Mutamakin selalu berpindah tempat. Kalau tempat tersebut dalam penyebarannya dianggap sudah berhasil, maka akan berpindah tempat. Seperti halnya sumur tua di Kuthi Desa Sumurgung, Tuban banyak yang meyakini bahwa sumur itu juga peninggalan Kiai Mutamakin.
”Kiai  Mutamakin katanya mbah buyut saya dulu, orangnya itu suka mengembara. Ke mana-mana selalu menyebarkan agama Islam. Dan selalu berpindah-pindah tempat yang bertujuan menyebarkan agama Islam,’’ kata Warsilan.
Menurut sebagian ulama, Kiai Mutamakin juga selalu berpegang teguh pada prinsip dan kepribadian tentang aqidah Islam. Sosoknya juga alim, terbuka dan berani. Tidak hanya itu, Kiai Mutamakin juga termasuk orang yang luwes dan kuat menahan hawa nafsu.
Selama perjalanan pengembaraannya dalam menyebarkan agama Islam, akhirnya Kiai Mutamakin menetap di Desa Cebolek, lalu di Kajen, Pati Jawa Tengah. Diceritakannya, saat berada di Kajen, Kiai Mutamakin bertemu dengan ulama lokal bernama Mbah Syamsudin. Dalam pertemuan tersebut terdapat dialog yang pada akhirnya berisi penyerahan wilayah Kajen dari Mbah Syamsudin untuk Kiai Mutamakin untuk merawat dan selalu mensyiarkan agama Islam dengan baik.
”Makam Kiai Mutamaqin tidak di Winong, namun berada di Kajen, Pati. Setiap tahunnya selalu diadakan acara haul untuk Kiai Mutamaqin. Tepatnya pada bulan suro, mulai tanggal 7 diadakan tahtimul Qur’an dan tanggal 10 acara puncaknya haul. Di sana makamnya Kiai Mutamakin juga bersandingan dengan Makam Mbah Syamsuddin,” tutur Warsilan, yang asli kelahiran Dukuh Winong ini.

Di Kajen tersebut kini bertebaran puluhan pondok pesantren yang pengasuhnya rata-rata keturunan Kiai Mutamakin. Di antara ulama yang mengasuh salah satu pondok di Kajen adalah KH M.A. Salah Mahfudz, mantan rais aam PB NU yang wafat pada 24 Januari 2014 lalu. (wandi)


GENTONG: gentong ini merupakan tempat menyimpan air untuk kebutuhan Kiai Mutamakin.


BATU TUMBUK: Batu kecil dan tumpul yang perkiraan digunakan untuk menumbuk

TARUH: Kayu ini konon digunakan Kiai Mutamakin dalam menaruh peci atau baldu.


MASIH HIDUP: Pohon sawo kini masih hidup sejak Kiai Mutamakin masih hidup.