BANGILAN- Dana NUsa Peduli pada
Nopember lalu disalurkan ke MI Miftahul Huda Kablukan-Bangilan. Datang secara
berombongan, tim NUsa diterima Kepala Madrasah Drs. Hambali dengan senyuman.
Nampaknya, Hambali telah mempersiapkan semuanya setelah mendapatkan informasi
kalau aka nada penyaluran Nusa peduli ke madrasahnya. Kondisi kantor telah
dirapikan. Empat nama anak yatim-piatu yang akan menerima juga sudah disiapkan.
Keempat
anak itu Nasa Andara Putri (siswa kelas 1), Ahmad Wahyu Mesiaji (anak kelas 2),
M. Khoirul Anwar dan M. Wahib (keduanya adalah anak kelas 5). Semua anak yang
dipanggil itu adalah anak-anak yatim dan berasal dari keluarga tidak mampu.
Bahkan Nasa telah menjadi yatim piatu.
Meski
semua anak itu sama-sama berasal dari keluarga tidak mampu, hanya M. Khoirul
Anwar-lah yang berasal dari keluarga paling tidak mampu. Namun, dia jugalah satu-satunya
anak yang paling berprestasi. Telah ditinggal bapaknya, Khoirul kini tinggal
bersama ibunya di rumah yang sangat sederhana. Dulu ibunya pernah menjadi TKI,
tapi sepulang ke Indonesia, ibunya bekerja sebagai penjual sayur keliling. Kini
kondisinya sudah tua dan tidak bekerja lagi, karena sakit komplikasi yang
dideritanya (diabetes dan jantung). Masih untung Khoirul mempunyai kakak Mansur
yang kini bekerja di Jakarta. “Untuk keperluan sehari-hari kakaknya itu yang
mengirimi dari Jakarta,” ungkap Hambali.
Hidup
dalam keterbatasan, Khoirul tidak patah arang. Dia tetap mampu menjadi siswa
berprestasi. Sejak kelas 1 sampai kini duduk di bangku kelas 5, dia selalu
mendapat rangking teratas. “Kalau ndak rangking 1, ya 2. Terus dari kelas satu
dulu,” tutur Hambali. Sebagai siswa berprestasi baik, anak yang menggemari
sepak bola ini sangat menyukai pelajaran Matematika.
Di
rumah, dia telah terbiasa membantu ibunya. Saat ibunya memasak, dia mengaku
terbiasa membantunya mengurusi masalah dapur itu. (wakhid)
0 komentar:
Posting Komentar