Tarian
Kata
Rumpun tua tak lagi bicara
Cukup mengunci kata
Galau tunduk dalam kisahya
Hidup untuk kata
Bukan berkata
Berjalan likuan mendaki arti
Kataku katamu
Gayung bersambut rindu
Ku katamu kata
Sudut jiwa menggeming
Kalau warna kata itu
Lapisi tangga rasa
Arah pustaka jendela
Kata berlabih relung pena
Tuban, di ruang tak bernama
Bahasa
Berkertas
Lidah tak bertahta
Menyerumu isyarat tak pasti
Lumatan syair tertelan rindu
Di sudut riuh transaksi semu
Tak dahulu sekarang pasti
Tunduk kala berselimut
Mengadu kemuara jejak
Bola salju luruhkan kalbu
Tuban, di ruang tak bernama
Letup
Ngigau
Bola bergulir merotasi syaraf
Belahan tipis gairah
Mengembang syaraf imajinku
Lanjut kata itu menggeming
Siluet nafsu tak terelak
Nadi bergulat menantang detak
Jarum jam bertahan
Dalam egonya desahan memanggil
Merayu mencumbu
Lentik mata mencari mangsa
Kuncup bunga melayu
Meradang bisu keangkuhan
Rapuh tak termakan waktu
Menunggu sahutan kepalsuan
Neraka berselimut Surga
Tuban, di ruang tak bernama
Obral
Suara
Jambu jambu jambu
Jual jambu Pak Bu
Jangkrik berisik tarik
Asem kecut celetuk bibir tak
Bertulang lirik lirik racun rakyat
Sorak sorai celotehan manja
Punggawa bernada risau
Hmmm
Ragu memastikan
Kalau kata sekali lagi
Tak bertahta
Muna terkira asa
Tuban, di ruang tak bernama
Terpasung
Asa
Pulang merantai
kata aku
Kaki memegang induktak
Bersuara vagina kecil
Jalan
Pemungut suara ludah anjing
gonggongan siluman malam
rona siti dalam kisahnya
terkubur rindu mendekap hujan
syahdu terian embun pagi
nyanyian terang sang rembulan
menoleh riang sengatan surya
kelabu menantang bintang
bergejolak di antara lautan
irama pujian mengikat erat
melayang ruh kemunaan
ketenangan tertarik
riuhnya kembang perawan
Tuban, di ruang tak bernama
0 komentar:
Posting Komentar