Rabu, 29 Oktober 2014

Jejak perjuangan Pendidik Muda Asal Gresik di, Mlangi, Widang Tuban


Mengikuti Panggilan Jiwa

KELUARGA INTI: Khoirul Anam, S.Pd.I bersama istri dan putrinya.

Penampilannya sederhana. Namun, dibalik kesederhanaannya itu, dia telah mengukir perjalanan hidup yang layak diteledani oleh banyak orang. Dia rela menjadi guru dan berdakwah di kawasan cukup terpencil, Dermalang, Mlangi, Widang.

Nama lengkapnya, Khoirul Anam, S.Pd.I. Dia terlahir di Gresik pada 17 November 1984 sebagai putra keenam dari delapan bersaudara pasangan Utsman dan Karmani. Saat ditemui Tim NUsa di kediamannya, yang berada di belakang ruang kantor MI Tarbiyatul Islamiyah Dusun Dermalang, Mlangi, Widang, Anam menceritakan perjalanan hidupnya hingga akhirnya menetap di Dermalang.
Meski berada di wilayah Kecamatan Widang, Dermalang merupakan dusun yang terpencil. Dengan dusun lainnya di Desa Mlangi, Dermalang dipisahkan oleh kawasan tambak yang cukup luas. Dari dusun terdekat, jaraknya sekitar 3 kilometer. Akses menuju ke dusun itu hanyalah jalan bertanah yang lebarnya hanya 3 meter. Selain berkelok-kelok, jalannya juga sangat terjal. Pada saat musim hujan, jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan karena berlumpur. Sebagai penggantinya, masyarakat menggunakan perahu sebagai alat transpotasi.
Saat ini, Dermalang didiami oleh 87 KK. Namun, di antara 87 KK itu, banyak yang kepala keluarganya (laki-laki) merantau ke luar Jawa (kebanyakan ke Ternate). Sehingga, kawasan ini lebih banyak didiami kaum hawa dan anak-anak. ‘’Kalau Shalat Jumat paling 35 orang,’’ tutur Anam.
Bapak 1 anak ini lalu mengungkapkan, sebelum dia menetap di Tuban, terlebih dahulu kakaknya mengajar di Widang dan Rengel. Karena sering nyambang ke rumah kakaknya,  akhirnya dia pun tertarik untuk ikut berjuang  menyebarkan Islam di wilayah orang awam (baca: abangan). Dan, Dusun Dermalang-lah yang akhirnya dijadikan pijakan untuk berjuang tersebut.
” Inilah jalan hidup saya bersama keluarga dan kami sangat senang bisa menginjakkan kaki di bumi wali ini,’’ ujar Anam.
Dia mengungkapkan, di awal kedatangannya, masyarakat Dermalang kurang bisa menerima kehadirannya.  Namun, bisa menghadapi hal itu dengan baik. Anam selalu ingat petuah para pinisepuh agar dirinya  “kuat ati lan kuat kupinge”. ‘’Alhamdulillah tantangan itu bisa kami hadapi, sehingga kami  sekeluarga sampai sekarang bisa berjuang di sini,’’ ungkap Anam.

Panggilan Jiwa
            Anam mengawali pendidikannya di MI Al Amin Balung Panggang Gresik lulus tahun 1995. Setelah itu, dia meneruskan di Sekolah SMP 1 Balung Panggang yang selanjutnya  meneruskan di SMA Cerme Gresik. Setelah lulus pada 2001, Anam melanjutkan study di IAIN Sunan Ampel Surabaya (Sekarang UINSA) pada 2009 jurusan PGMI. Karir pendidik dan pengajarannya dimulai di sekolahnya yang dulu yaitu di MI Al Amin. Namun, karena faktor ekonomi dan harus mencari nafkah buat adik-adiknya dan keluarga sehingga pengabdiannya hanya 1 semester. Setelah itu Anam menjadi karyawan di salah satu prabik di Sidoarjo.
Selama berprofesi sebagai karyawan pabrik, Anam pernah menjadi karyawan di pabrik springbed selama 1 tahun. Setelah itu, dia pindah menjadi karyawan di PT. Unilever Pusat di Simo Pomahan Surabaya  bagian Marketing (Baca: sales) dan distributor  selama kurang lebih 7 tahun.Saat usia 25 tahun, Anam  dipindah di Cabang Lamongan. Setelah itu, Anam pindah lagi ke Petrokimia Gresik selama 2 tahun.
Meski sudah malang melintang di sejumlah perusahaan, Anam tidak bisa lupa dengan ajakan kakaknya yang tinggal di Tuban agar dia mau menjadi pendidik di Dermalang meneruskan kakaknya yang sudah terlebih dahulu mengabdi di kawasan itu. “Panggilan jiwalah yang membuat saya kembali menjadi pendidik,’’ tutur Anam.

Perjuangan di Dermalang
Meskipun kondisi Dermalang relatif terpencil, namun hal itu tidak menyurutkan semangat suami dari Ninik Erna Hidayati (30Thun) yang menikah sejak 2006 ini. Anam yang dikenal warga sabar dan santun itu mampu melestarikan ajaran aswaja di dusun yang hanya di huni 87 KK tersebut. Saat ini, suasana Dermalang cukup religius.
Pada 2008, Anam menjadi kepala sekolah menggantikan kepala sekolahnya yang berasal dari Widang. Sejak itulah dengan kegigihan dan kerja kerasnya bersama istrinya dan swadaya masyarakat, Anam berhasil menata Administrasi/Tata Usaha Madrasah, mendirikan gedung untuk MI pagi dan mendirikan TPQ dan Diniyah untuk sore harinya. Di dusun tersebut juga berdiri bangunan masjid cukup besar yang berlokasi di depan MI Tarbiyatul Islamiyah.
Anam bersyukur, pada 2009 dan 2013 lembaga yang dia pimpin mendapatkan Block Grant dari Kementrian Agama Tuban. Saat itu bantuan diserahkan langsung oleh Kakemenag Tuban Drs. Leksono, M.P.dI dan Pendma Tuban Drs. Muhlisin Mufa, M.Pd.I.
Anam menceritakan, untuk menuju seperti saat ini, dibutuhkan perjuangan sangat berat dan penuh tantangan. Namun, semua itu bisa diatasi dengan selalu mengingat motivasi dari Kiainya waktu mengaji di desa asalnya. ‘’Saya selalu dimotivasi, apa pun yang dilakukan dengan niat yang baik dan cara yang baik pula maka semua akan menjadi baik di masa yang akan datang,’’ ujarnya.
Anam menandaskan kalau materi duniawi baginya tidak menjadi tujuan nomor satu. Menularkan ilmu sebari hidup kesederhanaan menjadi pilihan hidupnya. “Hidup kudu nrimo opo sing dadi pandumani sing kuoso” katanya. Dengan gaji sebagai guru yang tak seberapa  buat menyambung hidup bersama istri dan satu anak  itu dia syukuri dengan ikhlas. Untuk mencukupi kebutuhan, perekonomian keluarga di topang dengan berjualan isi ulang air minum. Selain itu, dia juga berjualan air mineral segala merek untuk menyediakan serta membantu warga di dusun itu. “Alhamdulilah sedikit-sedikit bisa membantu jajan anak dan membantu perekonomian keluarga, ” tutur Anam sembari tersenyum.(edy/hafidh)

Motivasi dan Prinsip Hidup Khorul Anam
1.      Berjuang harus siap segalanya baik tenaga, pikiran dan harta benda bahkah nyawa Berani cumpleng kupinge, panas sirahe lan loro atine”
2.      Kalau ingin berjuang jangan melihat duniawi atau materi.
3.      Ikhlas berjuang akan dapatkan segalanya baik rizqi dan kepuasan/ketengan hati
4.      Setiap apapun yang baik harus dilakukan dan yang tidak baik harus ditinggal
5.      Kita tidak boleh fanatik dengan sesuatu hal, dan tetap hati-hati dengan apapun yang bertentangan dengan ajaran yang kita anut.
6.      Pemud harus berkiblatlah kepada para pendahulu atas perjuangan dan jerih payahnya dalam memperjuangkan bumi pertiwi dan agama.
7.      Alam adalah guru, maka tafakkur billah kepada alam akan mengingatkan kita kepada Allah SWT

8.      Tiga motivasi diri harus diingat; carilah ridho Allah, merebut kesalahan dan jangan merasa benar, selalu dzikrullah.

0 komentar:

Posting Komentar