Mengikuti
Panggilan Jiwa
KELUARGA INTI: Khoirul Anam, S.Pd.I bersama istri dan
putrinya.
|
Penampilannya
sederhana. Namun, dibalik kesederhanaannya itu, dia telah mengukir perjalanan
hidup yang layak diteledani oleh banyak orang. Dia rela menjadi guru dan
berdakwah di kawasan cukup terpencil, Dermalang, Mlangi, Widang.
Nama
lengkapnya, Khoirul Anam, S.Pd.I. Dia terlahir di Gresik pada 17 November 1984 sebagai putra keenam dari delapan
bersaudara pasangan Utsman dan Karmani. Saat ditemui Tim NUsa di kediamannya, yang berada di belakang ruang kantor MI Tarbiyatul Islamiyah Dusun Dermalang, Mlangi, Widang, Anam menceritakan perjalanan hidupnya hingga akhirnya menetap
di Dermalang.
Meski berada di wilayah Kecamatan Widang, Dermalang
merupakan dusun yang terpencil. Dengan dusun lainnya di Desa Mlangi, Dermalang
dipisahkan oleh kawasan tambak yang cukup luas. Dari dusun terdekat, jaraknya
sekitar 3 kilometer. Akses menuju ke dusun itu hanyalah jalan bertanah yang
lebarnya hanya 3 meter. Selain berkelok-kelok, jalannya juga sangat terjal.
Pada saat musim hujan, jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan karena berlumpur.
Sebagai penggantinya, masyarakat menggunakan perahu sebagai alat transpotasi.
Saat ini, Dermalang didiami oleh 87 KK. Namun, di
antara 87 KK itu, banyak yang kepala keluarganya (laki-laki) merantau ke luar
Jawa (kebanyakan ke Ternate). Sehingga, kawasan ini lebih banyak didiami kaum
hawa dan anak-anak. ‘’Kalau Shalat Jumat paling 35 orang,’’ tutur Anam.
Bapak 1 anak ini lalu mengungkapkan, sebelum dia
menetap di Tuban, terlebih dahulu kakaknya mengajar di Widang dan Rengel.
Karena sering nyambang ke rumah
kakaknya, akhirnya dia pun tertarik
untuk ikut berjuang menyebarkan Islam di
wilayah orang awam (baca: abangan). Dan, Dusun Dermalang-lah yang akhirnya
dijadikan pijakan untuk berjuang tersebut.
” Inilah jalan hidup saya bersama keluarga dan kami sangat
senang bisa menginjakkan kaki di bumi wali ini,’’ ujar Anam.
Dia mengungkapkan, di awal kedatangannya, masyarakat
Dermalang kurang bisa menerima kehadirannya.
Namun, bisa menghadapi hal itu dengan baik. Anam selalu ingat petuah
para pinisepuh agar dirinya “kuat ati lan kuat kupinge”.
‘’Alhamdulillah tantangan itu bisa kami hadapi, sehingga kami sekeluarga sampai sekarang bisa berjuang di
sini,’’ ungkap Anam.
Panggilan Jiwa
Anam mengawali pendidikannya di MI
Al Amin Balung Panggang
Gresik
lulus tahun 1995. Setelah
itu, dia meneruskan di Sekolah SMP 1 Balung Panggang
yang selanjutnya meneruskan di SMA Cerme Gresik.
Setelah lulus pada 2001,
Anam melanjutkan study di IAIN Sunan Ampel Surabaya (Sekarang UINSA) pada 2009 jurusan
PGMI. Karir pendidik dan pengajarannya dimulai di sekolahnya yang dulu yaitu di MI Al Amin. Namun, karena faktor ekonomi dan harus mencari nafkah
buat adik-adiknya dan keluarga sehingga pengabdiannya hanya
1 semester. Setelah itu
Anam menjadi karyawan di salah satu prabik di Sidoarjo.
Selama
berprofesi sebagai karyawan pabrik, Anam pernah menjadi karyawan
di pabrik springbed selama 1 tahun. Setelah itu, dia pindah menjadi karyawan di PT.
Unilever Pusat di Simo
Pomahan Surabaya bagian Marketing (Baca:
sales)
dan distributor selama kurang lebih 7
tahun.Saat usia 25
tahun, Anam dipindah di Cabang Lamongan.
Setelah itu, Anam pindah lagi ke Petrokimia Gresik selama 2 tahun.
Meski
sudah malang melintang di sejumlah perusahaan, Anam tidak bisa lupa dengan
ajakan kakaknya yang tinggal di Tuban agar dia mau menjadi pendidik di
Dermalang meneruskan kakaknya yang sudah terlebih dahulu mengabdi di kawasan
itu. “Panggilan jiwalah yang membuat saya kembali menjadi pendidik,’’ tutur
Anam.
Perjuangan di Dermalang
Meskipun
kondisi Dermalang relatif terpencil, namun hal itu tidak menyurutkan semangat suami
dari Ninik Erna Hidayati (30Thun)
yang
menikah sejak
2006 ini. Anam yang
dikenal warga sabar dan santun itu mampu melestarikan ajaran aswaja di dusun
yang hanya di huni 87 KK tersebut. Saat ini, suasana Dermalang cukup religius.
Pada 2008,
Anam menjadi kepala sekolah menggantikan kepala sekolahnya yang berasal dari
Widang. Sejak itulah dengan kegigihan dan kerja kerasnya bersama istrinya dan
swadaya masyarakat, Anam berhasil menata Administrasi/Tata Usaha Madrasah,
mendirikan gedung untuk MI pagi dan mendirikan TPQ dan Diniyah untuk sore
harinya. Di dusun tersebut juga berdiri bangunan masjid cukup besar yang
berlokasi di depan MI Tarbiyatul Islamiyah.
Anam
bersyukur, pada 2009 dan 2013 lembaga yang dia pimpin mendapatkan Block Grant
dari Kementrian Agama Tuban. Saat itu bantuan diserahkan langsung oleh Kakemenag
Tuban Drs. Leksono, M.P.dI dan Pendma Tuban Drs. Muhlisin Mufa, M.Pd.I.
Anam
menceritakan, untuk menuju seperti saat ini, dibutuhkan perjuangan sangat berat
dan penuh tantangan. Namun, semua itu bisa diatasi dengan selalu mengingat motivasi
dari Kiainya waktu mengaji di desa asalnya. ‘’Saya selalu
dimotivasi, apa pun yang dilakukan dengan niat yang baik dan cara yang baik
pula maka semua akan menjadi baik di masa yang akan datang,’’ ujarnya.
Anam
menandaskan kalau materi duniawi baginya tidak menjadi tujuan nomor satu. Menularkan
ilmu sebari hidup kesederhanaan menjadi pilihan hidupnya. “Hidup kudu nrimo opo sing dadi pandumani sing kuoso”
katanya. Dengan gaji sebagai guru yang tak seberapa buat menyambung hidup bersama istri dan satu
anak itu dia syukuri dengan ikhlas.
Untuk mencukupi kebutuhan, perekonomian keluarga di topang dengan berjualan isi
ulang air minum. Selain itu, dia juga berjualan air mineral segala merek untuk
menyediakan serta membantu warga di dusun itu. “Alhamdulilah sedikit-sedikit
bisa membantu jajan anak dan membantu perekonomian keluarga, ” tutur Anam
sembari tersenyum.(edy/hafidh)
Motivasi dan Prinsip Hidup Khorul Anam
1. Berjuang harus siap segalanya baik tenaga, pikiran dan
harta benda bahkah nyawa Berani cumpleng kupinge, panas sirahe lan loro atine”
2.
Kalau
ingin berjuang jangan melihat duniawi atau materi.
3.
Ikhlas
berjuang akan dapatkan segalanya baik rizqi dan kepuasan/ketengan hati
4.
Setiap
apapun yang baik harus dilakukan dan yang tidak baik harus ditinggal
5.
Kita
tidak boleh fanatik dengan sesuatu hal, dan tetap hati-hati dengan apapun yang
bertentangan dengan ajaran yang kita anut.
6.
Pemud
harus berkiblatlah kepada para pendahulu atas perjuangan dan jerih payahnya dalam
memperjuangkan bumi pertiwi dan agama.
7.
Alam
adalah guru, maka tafakkur billah kepada alam akan mengingatkan kita kepada Allah
SWT
8. Tiga motivasi diri harus diingat; carilah ridho Allah,
merebut kesalahan dan jangan merasa benar, selalu dzikrullah.
0 komentar:
Posting Komentar