Situasi itu terulang lagi; hampir sama dengan ketika
NUsa edisi 10 (Edisi Maret 2013) akan terbit. Di mana, ketika proses pembuatan
tabloid dilakukan, pemimpin Redaksi NUsa Akhmad Zaini mendadak memiliki
kegiatan yang luar bisa padat, sehingga tidak memungkinkan lagi baginya untuk
menangani penerbitan tabloid secara penuh. Saat itu, agar tabloid NUsa tetap
terbit, tidak ada jalan lain kecuali yang muda-muda harus mengambil alih
tanggung jawab.
Layaknya dalam sebuah keluarga, keberadaan Pemimpin
Redaksi Akhmad Zaini bagaikan orang tua. Berbagai persoalan penting, dialah
yang harus menyelesaikan. Namun, bagaikan dalam sebuah keluarga juga, jika
orang tua sibuk atau ada urusan yang sangat penting, maka mau tidak mau
berbagai persoalan penting itu harus diambil alih oleh anak-anak yang sudah
besar. Mereka harus mengambil alih tanggung jawab. Dan alhamdulillah, mereka
ternyata bisa.
Dalam konteks NUsa, mereka yang bisa dianggap
sebagai anak-anak yang sudah besar itu adalah Wakhid Qomari, Suwandi dan
Suaidi. Sudah dua setengah tahun mereka digodok dalam pembuatan tabloid. Wakhid
mengambil tanggung jawab dalam hal keredaksian yang meliputi pengeditan
naskah dan pengkoordinasian naskah. Suwandi, selain menyiapkan naskah-naskah
laporan, juga mencari terobosan-terobosan iklan. Sedang Suaidi mengambil bagian
pada penataan halaman (lay out) dan percetakan.
Jadi, jika njenengan saat ini menikmati (membaca
NUsa), maka sama saja dengan menyantap hasil masakan mereka. Tentu ada sedikit
aroma perbedaan. Namun itu hanya soal cita rasa. Yang penting, masakan tetap
tersaji. Yang muda bisa mulai mengambil tanggung jawab. Lama-lama mereka akan
semakin lihai membuat masakan. Ini adalah kondisi yang patut disyukuri. Secara
alamiah, berarti regenerasi di NUsa berjalan dengan baik. NUsa tidak lagi
bergantung satu figur. Namun, telah berdiri di atas sebuah sistem yang ditopang
oleh sebuah tim.
Dengan posisinya saat ini yang juga menjabat sebagai
ketua LP Ma’arif NU Tuban, Pimred NUsa Akhmad Zaini memang semakin sibuk. Banyak
urusan yang harus ditangani. Karena itu, sudah sekian lama, dia menghendaki
regenerasi di NUsa dilakukan. Namun, karena satu dan lain hal, proses
regenerasi itu berjalan relatif lamban. Akan tetapi, kini rasanya regenerasi
itu sulit dihindari. Harus diterima sebagai hukum alam (sunatullah). Dan
insya Allah, kondisinya sudah lebih kondusif. Semoga!
0 komentar:
Posting Komentar