Pada
suatu ketika, kami mendengar sebuah ceramah yang segar dari MH Ainun Najib,
atau yang sering disapa Cak Nun. Ceramah itu sejatinya membicarakan tentang
membaca Al-Qur’an dengan langgam jawa. Meski banyak pendirian para alim-ulama
dalam menanggapi hukumnya, Cak Nun nampaknya mengambil sisi kebolehannya.
Namun, harus tetap memperhatikan sisi makhorijul huruf, tajwid dan maknanya.
Dan yang paling penting adalah langgam itu tidak dibuat-buat sendiri, semau
hati sendiri, sehingga merusak ketiga elemen tersebut.
Namun,
di sini kami tidak mau mendalilkan tentang siapa yang benar dalam permasalahan
itu. Hanya saja, ada hal baru yang mampu dipetik dari diskusi Cak Nun, Sujiwo
Tedjo dan para jamaah Maiyah itu. Hal baru tersebut adalah pola yang selalu
Allah tampilkan dalam semua ciptaannya ini. Alam jagad raya ini terdiri dari
planet-planet yang bergerak membentuk pola. Dalam kehidupan sehari-hari pun,
kita sering menyaksikan pola-pola yang ada di hadapan mata kita. Mungkin pola perilaku
yang ditunjukkan teman-teman kita, pola system tempat kita bekerja, bahkan apa
yang terjadi pada diri kita sendiri, kita akan menemukan pola. Dan pola itu,
diyakini, selalu dibentuk dari titik-titik yang tidak terhingga, namun
mengikuti ritme tertentu. Dan diyakini pula, ritme tersebut pada ujungnya
membentuk pola gambar lingkaran.
Di
dalam NUsa, kami pun merasakan hal itu. Ada pola-pola yang sampai sekarang ini
terbentuk sejalan dengan berjalannya NUsa. Mulai dari pola keredaksian,
pemasaran, iklan, keuangan, kemanusiaan, dan masih banyak pola yang lainnya.
Semua masih berjalan dan masih menentukan titik-titik yang belum selesai.
Dalam
kasus manajemen perguruan tinggi di Tuban yang hari-hari ini mengguncang jagad
Tuban pun demikian. Ada pola yang berjalan. Entah kini sudah dalam bentuk apa
pola itu. Namun, bila dicermati ada pola yang terbentuk. Misalnya, manajemen
lembaga yang mengikuti aturan, pasti akan terasa polanya. Kemudian, ada
penyimpangan-penyimpangan. Penyimpangan itu kian hari kian tambah. Dan pada
akhirnya akan ketemu polanya. Jika kita merenung dengan pola-pola ini, maka
kita akan menjadi orang yang bijak.
Lalu,
bagaimana dengan LAZISNU Tuban? Digadang PCNU Tuban untuk menjadi sumber
keuangan dakwah, bagaimana pola yang akan dibentuk ke depan? Kami menunggu. (*)
0 komentar:
Posting Komentar