TUBAN KOTA- Panitia Haul Sunan Bonang
kembali menggelar acara rutin pra haul Sunan Bonang, yakni Pertemuan Alim Ulama
dan Umaro. Acara tersebut terselenggara pada Selasa malam (27 Oktober 2015) di
Masjid Astana Sunan boning Tuban. Acara tersebut dihadiri sekitar 500 orang
yang terdiri dari ulama dan umaro. Panitia menyebutkan bahwa undangan dalam
acara tersbeut meliputi unsur alim ulama, Forpimda, anggota DPRD Tuban, pimpinan
SKPD, Camat, ketua MWC NU se-kabupaten Tuban dan jama’ah rutinanan di Masjid
Astana Sunan Bonang.
Nampak hadir pula para kiai sepuh di
antaranya KH. Cholilurrohman (Rois Syuriah PCNU Tuban), KH. Masram Sofwan
(Jenu), KH. Abdurrahman Saleh (), dan beberapa kiai sepuh lainnya.
Dalam sambutannya, KH. Cholilurrohman
menjelaskan bahwa rutinan pertemuan alim ulama dan umaro dalam rangkaian haul
Sunan Bonang adalah atas prakarsa almarhum almaghfurlah KH. Abdulloh Faqih
(Langitan-Widang). “Dalam rentetan acara haul, ada pertemuan ulama dan umaro,”
kata Mbah Cholil menirukan ucapan Mbah Faqih.
“Tentu beliau sangat tahu dan lebih tahu
dari pada kita akan pentingnya pertemuan ulama dan umaro,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Mbah Cholil
menafsirkan permintaan Mbah Faqih akan adanya pertemuan alim ulama dan umaro
dalam rangkaian acara haul Sunan Bonang dengan mengkaji kitab Ihya’ulumuddin
karya Imam Ghazali. Dalam paparannya, Mbah Cholil menjelaskan bahwa kerusakan
rakyat disebabkan karena kerusakan penguasa, kerusakan penguasa disebabkan kerusakan
ulama dan kerusakan ulama disebabkan karena dikuasai rasa cinta dunia dan
kedudukan. “Kalau dibalik, baiknya rakyat karena baiknya penguasa, baiknya
penguasa karena baiknya ulama dan baiknya ulama karena menjauhi rasa cinta
dunia dan kedudukan,” ungkap Rois Syuriah PCNU Tuban ini.
Dalam kesempatan itu pula Kiai Cholil
menjelaskan bahwa ulama ibarat lampu-lampu yang menerangi dunia. Semakin banyak
lampu yang menyala, maka semakin dunia terang dan jalan akan semakin jelas,
sehingga masyarakat tidak tersesat ketika mencari jalan.
Sementara itu, KH. Fathul Huda (Bupati
Tuban) menyampaikan bahwa selama masa kepemimpinannya, hubungan antara ulama
dan umaro terjalin harmonis. “Sekarang (di Pemda Tuban) sudah ada halaqoh ulama
dan umaro, sehingga hasil rekomendasinya bisa ditindak-lanjuti sesuai
perundangan yang berlaku,” jelas incumbent dalam Pemilukada Tuban 2015 ini.
Selain itu, dia memaparkan bahwa dalam
mencegah kemungkaran, butuh 3 komponen. “Pertama, umaro yang mau nahi munkar.
Kedua, ulama yang mau tabligh. Dan ketiga, masyarakat yang mendukung,”
sebutnya.
Tuban di bawah kepemimpinannya, telah
melakukan penutupan tempat PSK, memberantas miras dan pil-pil yang memabukkan.
Meski diakui bahwa dengan langkah itu, kini muncul modus baru dalam dunia PSK.
Produksi Miras pun masih terjadi. Pengedar pil-pil juga masih ada yang
tertangkap. Namun, hal itu dinilai Huda hanya 10 persen saja. “Efektivitasnya
(usaha nahi munkar Pemerintah Kabupaten Tuban) mencapai 90 persen. Tugas kita
sekarang adalah menata yang 10 persen itu,” ungkapnya. (wakhid)
0 komentar:
Posting Komentar