PASURUAN- Guna meningkatkan kinerja
organisasi, L.P. Ma’arif NU Tuban kembali melakukan study banding ke daerah
lain. Bila pada awal Januari lalu menimba ilmu ke Kudus, Jawa Tengah, kali ini,
lembaga di bawah PC NU yang menaungi ratusan lembaga pendidikan NU di Tuban ini
menimba ilmu ke Pasuruan. ‘’Ke Pasuruan ini, kita fokus belajar soal hubungan
sinergi antara L.P. Ma’arif dan Pemerintah Daerah (Pemda),’’ kata Akhmad Zaini,
ketua L.P. Ma’arif NU Tuban.
Study banding ke Pasuruan dilakukan pada, Sabtu,
5 April 2014. Sebanyak 25 pengurus Ma’arif yang
terdiri dari pengurus harian dan beberapa ketua MWC Ma’arif NU mengikuti
kegiatan tersebut. Dengan menumpang dua mobil, rombongan sampai di Pasuruan
pukul 13.00 WIB.
Saat memberikan sambutan, Zaini mengatakan
kalau kedatangan pengurus Ma’arif Tuban ke Pasuruan karena dinilai daerah
tersebut berhasil membangun sinergi yang baik antara Ma’arif dan Pemda. Salah
satu indikasi keberhasilan tersebut adalah keterlibatan Ma’arif dalam merancang
Peraturan Daerah (Perda) Pendidikan. ‘’Sebagai daerah yang kebetulan bupatinya
sama-sama berlatar belakang NU, tentu kami ingin seperti itu. Kami ingin
kepentingan sekolah, khususnya madrasah yang berada di bawah L.P Ma’arif bisa
terakomudasi,’’ kata mantan Redakstur Jawa
Pos ini.
Merespon sambutan Zaini, Ketua L.P
Ma’arif NU Pasuruan, KH Mujib Imroh, mengatakan kalau keinginan Ma’arif Tuban tersebut
sangat bisa dipahami. Sebab, nasib sekolah/madrasah di bawah L.P. Ma’arif
sangat terpengaruh oleh kebijakan-kebijakan Pemda yang mengacu kepada Perda
Pendidikan. ‘’Di era otonomi daerah ini, Pemda-Pemda yang berbasis NU semestinya
harus bisa mengikhtiarkan agar kepentingan warga NU terwadahi. Tentu, ini bukan
berarti mengabaikan kelompok lain. Kita tetap mengembangkan Islam yang rahmatan lil alamain, ‘’ ujar Gus Mujib.
Mantan anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
ini, lebih lanjut memaparkan, di Pasuruan hubungan Pemda dan Ma’arif memang
dibangun sangat erat. Ketika Perda Pendidikan hendak disusun, Ma’arif adalah
perancangn utama dari Perda tersebut. Sehingga, kepentingan madrasah, diniyah
serta pondok pesantren bisa terakomudasi dengan baik. ‘’Namun, ketika menyusun,
tentu kami melibatkan semua unsur masyarakat di Pasuruan. Jadi, Perda itu
hakekatnya hasil dari usulan masyarakat Pasuruan yang di dalamnya ada Ma’arif
dan NU,’’ tandasnya.
Gus Mujib juga menekankan soal pentingnya
komunikasi politik dibangun
oleh Ma’arif. ‘’Di sini (Pasuruan, Red) Ma’arif
bisa sejajar dengan sekolah
negeri karena LP Ma’arif Pasuruan berusaha semaksimal mungkin
membangun komunikasi dengan legislatif dan eksekutif. Komunikasi politik itu penting karena tidak dipungkiri
sesungguhnya pendidikan juga menjadi bagian dari politik, ”
tambahnya. (hisyam)
0 komentar:
Posting Komentar