Tabloid NUsa
yang njenengan baca saat ini adalah
edisi 24. Ini artinya, pada saat ini NUsa telah berusia 2 tahun. Ini adalah
capaian yang layak disyukuri. Hanya karena pertolongan Allah-lah hal itu bisa
terjadi. Apalagi, sejak terbit pertama kali pada Juni 2012, NUsa tidak pernah
jeda barang sekalipun. Setiap awal bulan, tim NUsa berhasil menyajikan
laporan-laporan yang disajikan kepada pelanggan setia yang mayoritas adalah
warga nahdliyin di Kabupaten Tuban.
Jika NUsa hadir
di rumah njenengan pada awal bulan,
itu tidak semata-mata menunjukkan kalau tim yang menggawangi tabloid ini masih
solid, namun juga memberikan isyarat kalau dana yang digunakan untuk membayar
percetakan dan operasional masih ada. Padahal, dana yang dibutuhkan bukanlah
jumlah yang sedikit. Untuk sekali terbit, paling tidak dibutuhkan dana sekitar
Rp 5 juta. Rp 3 juta untuk membayar ongkos cetak, sisanya Rp 2 juta digunakan
untuk transportasi dan dana distribusi.
Ini perlu kami
paparkan kepada njenengan sebagai
pelanggan NUsa. Mengingat, dana sejumlah itu tidak lain kami harapkan bersumber
dari pembaca setia NUsa. Baik berupa uang langganan, pemasangan iklan atau
donasi. NUsa adalah tabloid komunitas (warga NU). Karena itu hidup matinya
tabloid ini masih banyak bergantung kepada kepedulian dan rasa memiliki warga
NU itu sendiri.
NU adalah
organisasi besar. Di balik kebesaran organisasi ini, tentu tersimpan potensi
yang besar pula. Karena itu, kami berusaha sekuat tenaga agar potensi besar
tersebut bisa kami menej dengan baik
dan bisa dijadikan sandaran bagi keberlangsungan tabloid ini.
Kami yakin sejauh
ini kehadiran Tabloid NUsa di tengah-tengah warga NU Tuban telah dirasakan
manfaatnya. Karena itu, harapan kami kemudian adalah tumbuh dan berkembangnya
rasa memiliki dan peduli warga NU terhadap eksistensi NU. Jika hal demikian
terjadi, tentu upaya kami memenej
potensi warga NU sebagai pondasi keberlangsungan NUsa akan lebih mudah
direalisasikan.
Yakinlah…kami
yang mengelola NUsa tidak menyimpan ‘’nafsu’’ komersialisasi. NUsa benar-benar
kami hadirkan untuk memberikan pengabdian terbaik untuk jam’iyah Nahdlatul
Ulama (NU). Kami ingin, warga NU yang sedemikian besar, memiliki kebanggaan kepada
organisasinya. Bersamaan dengan itu, kami juga ingin pihak lain di luar NU bisa
menghargai dan menghormati organisasi para ulama ini.
Perjalanan masih
panjang. NUsa harus bertahan…, berkembang…, berkembang… dan terus berkembang.
Mimpi kami, NUsa ke depan harus menjadi sebuah perusahaan profesional yang bisa
dijadikan tempat berkarier anak-anak muda NU. Bidang garapan NUsa, harapan kami
juga tidak hanya sebatas menerbitkan tabloid, namun juga bisa menayangkan
sebuah siaran teve. Ya…Teve NUsa! Ini
adalah mimpi besar! Namun, jika warga NU Tuban bisa bersama-sama membulatkan
tekat, tidak mustahil, bahkan insya Allah sangat mungkin hal itu bisa menjadi
kenyataan. Marilah bermimpi senyampang mimpi belum dikenai ‘’PAJAK!’’ (*)
0 komentar:
Posting Komentar